Read more: http://bambang-gene.blogspot.com/2011/03/pasang-meta-tag-di-blog-supaya-seo.html#ixzz1FYQ9VUp5 TUNGKAL FOTOGRAFI: Februari 2011

TUNGKAL FOTOGRAFI

TUNGKAL FOTOGRAFI BELAJAR DAN SALING BERBAGI INFORMASI

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter

Popular Posts

Hello world!
Righteous Kill
Quisque sed felis
Ensiklopedia Tips Tutorial

Free Online Software Download

Silahkan Gabung

apakah anda suka

ARTIKEL TERBARU

Thumbnail Recent Post

Blog ini ada di Komunitas Blogger Indonesia -AntarBlog-

POSTING FOTO & ARTIKEL

romeo.basingje@yahoo.com

DOKUMEN

Pelabuhan Roro Tungkal Jambi

Nuansa senja di kota tungkal pesisir jambi

Landscafe sunset lokasi sungai pengabuan

Sunset dan degradasi awan yang merupakan fenomena alam yang kita tidak dapat memprediksikannya kapan dia berubah

Sunset lokasi sungai betara

SUNSET

Saat senja menjelang di kota kuala tungkal pantai pesisir jambi

Archive for Februari 2011

Debu adalah salah satu permasalahan yang selalu ada di setiap kamera digital single-lens reflex (DSLR). Debu bisa datang dari mana saja dan menempel pada permukaan sensor sehingga mengurangi performance pada saat kamera digunakan. Salah satu yang paling parah adalah pada saat penggantian lensa, debu yang masuk bisa langsung menempel pada filter kaca yang menutupi sensor cahaya/sensor gambar.

Sensor cahaya ini terdiri dari jutaan elemen peka cahaya dengan ukuran 6 hingga 8 μm persegi. Debu berukuran kecil saja sudah pasti bisa menutupi beberapa buah elemen peka cahaya ini (biasa disebut pixel). Jika beberapa pixel tertutup debu, maka kemampuan tangkap cahaya pixel-pixel tersebut akan jauh berkurang, dan bagian gambar pada pixel tersebut akan terdeteksi sebagai warna abu-abu, dan sangat kentara pada hasil foto, terutama pada area foto dengan cahaya yang tergolong redup.

Debu pada sensor terlihat seperti bercak keabuan pada ujung kanan gambar

Debu yang menempel pada permukaan atas sensor ini akan sangat mengganggu apalagi saat melakukan pemotretan dengan jumlah yang banyak. Memang bisa saja dilakukan retouch dengan software olah digital, tapi pasti jadi pekerjaan yang sangat banyak.

Dari mana sebenarnya asal debu pada kamera?

Secara mengejutkan, peneliti canon menemukan bahwa sumber utama debu pada kamera adalah berasal dari dalam kamera itu sendiri. Hal ini menjelaskan mengapa fotografer yang jarang mengganti lensa masih juga terkena problem debu pada sensornya.

Hal ini mungkin terjadi karena dalam body kamera terdapat dua komponen utama yang bisa menghasilkan debu. Komponen pertama adalah mekanik shutter, setiap kali shutter beroperasi, ada beberapa komponen mekanis yang saling bergesekan, yang akhirnya menghasilkan debu.

Komponen kedua adalah plastik penutup lubang body kamera (body cap). Setiap kali plastik ini dipasang atau dilepas, gesekan mounting logam (pada body) dan body cap plastik ini bisa menghasilkan debu.

Maka dari itu, perkembangan teknologi kamera digital, saat ini juga mencakup penggunaan material khusus (baik plastik maupun logam) yang dapat mengurangi jumlah debu hasil gesekan. Itu sebabnya tutup plastik body seperti ini bisa mencapai harga ratusan ribu.

Lens cap dengan plastik khusus mengurangi resiko debu



Cara mengetahui keberadaan debu pada sensor

Salah satu cara tercepat untuk mengidentifikasi adanya debu pada sensor adalah mengamati adanya bercak keabuan pada area foto yang bercahaya sedang, contohnya bagian langit. Pada bagian ini bercak debu mudah sekali dikenali. Bercaknya berwarna keabuan dan kabur, karena posisi debu sebenarnya tidak menempel langsung pada permukaan sensor, melainkan pada permukaan filter low pass sensor yang terdapat pada bagian atas permukaan sensor. Jadi masih ada celah antara debu dan permukaan sensor, maka dari itu, tampilan bercak debu akan selalu out of focus alias blur/kabur dan cahaya yang menyelinap disela-selanya masih akan tertangkap sensor sebagai warna abu-abu.

Untuk lebih memastikan keberadaan debu, kita bisa melakukan tes dengan melakukan pemotretan pada selembar kertas putih atau tembok putih. Gunakan lensa telephoto jika ada, atau lensa zoom yang diset pada focal length paling panjangnya. Tidak perlu melakukan focus pada kertas/tembok, out of focus juga tidak masalah. Yang penting jarak focus diupayakan seminimal mungkin (semakin dekat dengan kertas atau tembok). Pilih mode AV (Aperture priority) pada kamera, set bukaan aperture yang paling kecil (misalkan di f/22). Lalu shoot.

Transfer hasil pemotretan pada PC dan amati gambarnya pada software imaging pada pembesaran 100%. Jika sensor kamera anda berdebu, bisa dipastikan anda akan menemukan bercak keabuan pada pada gambar. Saatnya bagi anda untuk melakukan cleaning service.

Pencegahan selalu lebih baik

Seperti penjelasan sebelumnya, bahwa debu justru paling banyak berasal dari dalam kamera itu sendiri. Itu artinya, kita tidak dapat menghentikan menempelnya debu pada sensor, tapi sangat bisa untuk menguranginya, salahsatunya adalah dengan cara sederhana seperti berikut ini :

  • Selalu matikan kamera sebelum mengganti lensa atau melepaskan body cap. Hal ini akan menghentikan muatan listrik statis pada sensor dan mengurangi resiko menempelnya debu.

undefined

  • Matikan kamera sebelum melepas body cap atau mengganti lensa
  • Jangan biarkan lubang mounting kamera terbuka dalam waktu lama. Saat harus membuka lensa atau melakukan pergantian lensa, lakukan dengan cepat dan segera tutup kembali dengan lensa baru atau penutup body.
  • Hindari mengganti lensa pada lingkungan yang berdebu. Jika terpaksa harus melakukan pergantian, lakukan dengan cara lobang mounting lensa diarahkan menghadap kebawah, hal ini untuk mengurangi resiko jatuhnya debu pada lobang body yang terbuka.
  • Jaga agar body cap dan lens cap tetap dalam keadaan bersih tak berdebu. Salah satunya dengan cara memasang lens cap dan body cap tertempel satu sama lain saat tidak digunakan. Tahukah anda bahwa lens cap dan body cap bisa dipasangkan satu sama lain? Hal ini dimaksudkan untuk menjaga bagian dalam kedua cap ini tetap dalam keaadaan bersih.

Body cap dan Lens cap terpasang satu sama lain

Semoga bisa menghindarkan anda dan kamera anda dari debu yang mengurangi kualitas gambar dan kepuasan saat mengabadikan momen berharga anda. Nantikan artikel lanjutannya mengenai cara pembersihan sensor. Saat debu sudah terlanjur menempel dan pencegahan sudah tidak mempan lagi. Sementara sedang saya susun untuk segera di post disini.

Semoga bermanfaat.

Disarikan dari beberapa sumber, salah satunya : web canon professional network


Lensa kit DSLR, atau yang biasa kita sebut ‘lensa bawaan kamera’ pada prinsipnya telah dipersiapkan untuk bisa menghadapi segala jenis (tipe) pemotretan. Oleh sebab itu hampir rata-rata lensa kit dari berbagai merk DSLR terkemuka hampir bisa dipastikan adalah lensa jenis zoom.

Kita bisa lihat dari lensa kit dari Canon EOS 1000D kepunyaanku yang mempunyai rentang 18-55mm. Rentang yang sama pun didapat oleh para pecinta Nikon seperti om Dika yang menebus D60nya dan mendapatkan lensa kit dengan rentang 18-55. Begitu juga halnya dengan lensa kit bawaan Sony Alpha 300 kepunyaan om idris yang mempunyai rentang 18-70mm.

Kalau kita perhatikan rentang zoom dari lensa kit diatas, maka penggunaan lensa kit ini bisa untuk pemotretan pemandangan (landscape) yang mengedepankan sisi terlebar (wide) lensa tersebut hingga pada mode potret (portrait) wajah seseorang.

Berikut ini ada beberapa tips untuk memaksimalkan lensa kit yang berhasil aku himpun dari berbagai website :

  1. Kenali karakteristik zoom lensa kit. mulai dari sisi terlebar (wide) hingga sisi terjauhnya (tele)
  2. Kenali karakteristik bukaan diafragma (aperture) lensa kit. mulai dari bukaan terlebarnya, hingga bukaan paling kecilnya
  3. Perbanyak jam terbang memotret. Bisa dengan cara mengikuti kegiatan hunting rame-rame, ataupun memotret serangga yang hinggap di depan teras rumah pun jadi.

Pada dasarnya lensa kit ini telah dipersiapkan oleh produsen kamera DSLR untuk bisa menghadapi segala jenis pemotretan pada umumnya. Semua terkembali pada diri kita sebagai eksekutor terakhir untuk bisa menghasilkan foto dengan kualitas terbaik dengan kondisi peralatan seadanya.

Selamat berkarya.

Picture tribute to : Nikon Website



Jika Anda memilih untuk melakukan photo pernikahan di studio Foto Pernikahan Digital yang memiliki lebih dari satu fotografer, pastikan Anda mengetahui benar hasil karyanya. Anda dapat memilih dan menentukan fotografer mana yang ingin Anda ajak bekerja sama. Sebelum hari pemotretan tiba, sempatkan bertemu dulu dengan sang fotografer. Photo wedding Anda selain akan menjadi bagian dari dokumentasi juga akan menjadi karya seni, karenanya chemistry dan kesepahaman antara Anda, pasangan, dan sang fotografer harus dibangun dulu sebelum pemotretan dilakukan. Ini juga berguna untuk mengetahui gaya yang sesuai untuk Anda dan pasangan.

Jika photo wedding hitam putih menjadi pilihan Anda, tips berikut ini perlu Anda simak. Pastikan bahwa sang fotografer akan menangani langsung foto Anda tersebut. Hampir tak mungkin mendapatkan hasil cetak foto hitam putih yang berkualitas kecuali sang fotografer menanganinya sendiri. Dengan teknologi digital yang sekarang banyak diterapkan dalam dunia fotografi, pastikan juga bahwa Anda menyetujui rentang warna pada foto Anda. Detail pada area yang paling ingin ditonjolkan, dan shadow pada latar belakang sangat perlu diperhatikan dengan detail sebelum Anda menyetujui untuk mencetak foto tersebut.

Jika Anda membuat perjanjian mengenai photo Pernikahan Digital, misalnya jumlah Foto Digital yang akan Anda terima, apakah Anda juga akan mendapatkan foto Anda dalam bentuk CD Foto Digital atau tidak, jangan hanya menaruh kepercayaan pada ucapan saja. Pastikan bahwa Anda dan pasngan membuat perjanjian tertulis dengan studio atau fotografer perorangan yang akan mengabadikan kenangan Anda dan pasangan. Bentuk perjanjian tertulis paling sederhana adalah bukti pembayaran dengan rincian produk dan layanan yang akan Anda terima sebagai konsumen mereka.

Sebagai makhluk sosial, sebagai fotografer, kita tidak luput dari hubungan manusia. Bila kita hobi foto potret, maka kita akan berhubungan langsung dengan modelnya. Kalaupun hobi kita foto pemandangan, tetap saja kita harus berhubungan dengan orang lain di lokasi untuk mendapatkan informasi atau bantuan.

Maka dari itu masalah etika, adalah masalah yang penting. Namun topik ini biasanya jarang di bahas, fotografer biasanya lebih tertarik membahas soal kamera, lensa, pencahayaan dan lain lain.

Maksud dari etika versi saya adalah bagaimana cara kita berhubungan antar manusia, antara fotografer dan model, antara fotografer dengan asisten, atau dengan masyarakat lokal. Dengan memiliki etika yang baik, fotografer tentunya diuntungkan dengan mendapatkan foto yang lebih berarti, enak dilihat dan alami. Orang-orang di sekitar kita pun akan lebih senang membantu kita.

Secara garis besar, memiliki etika yang baik berarti fotografer bersikap rendah hati, hormat terhadap orang lain, antusias dan baik hati. Dalam foto potret, misalnya, terutama bila modelnya wanita, kita menghormatinya dengan tidak menyentuh saat mengarahkan. Menyentuh model wanita sangat tidak sopan terutama di Asia dan membuat model tersebut menjadi tidak nyaman. Selain itu, hindari kebiasaan berbicara dengan nada memerintah dan sering-seringlah memuji atau berterima kasih bila memang patut.

Saat foto potret, seringkali model kita tidak berpengalaman atau kaku di depan kamera. Hal ini wajar, dan bisa diatasi dengan banyak berkomunikasi dengan mereka. Banyaklah bertanya kepada mereka, tentang hal-hal yang berkaitan dengan mereka, misalnya bila ia seorang musisi, maka tanyakanlah tentang hal berbau musik, atau paling tidak hidup mereka secara umum. Hindari perbincangan tentang hal-hal negatif seperti perang, dan hindari topik SARA.

Seiring dengan waktu, dengan berkomunikasi dengan mereka, mereka akan merasa lebih nyaman. Saat berinteraksi dengan mereka, Anda bisa memperhatikan bahasa tubuh mereka, sehingga memiliki ide sudut pandang dan pose yang terbaik untuk mengambil foto. Hasilnya adalah foto yang lebih alami dan lebih cocok dengan karakter mereka.

Maka dari itu, untuk foto potret, saya lebih menyukai foto sendiri daripada foto bersama kelompok fotografer lainnya. Dengan kehadiran banyak fotografer atau asisten dengan peralatan-peralatan yang rumit, kesempatan untuk berkomunikasi dengan model menjadi hampir tidak ada. Malahan yang terjadi adalah model akan merasa semakin tidak nyaman dan ini akan tercermin pada raut muka dan bahasa tubuh mereka.

Singkatnya, perlakukan orang-orang sekitar seperti Anda ingin diperlakukan. Dengan demikian, fotografi Anda akan bisa lebih maju. Selamat mencoba.

Strobist .. adalah teknik menggunakan flash/blitz secara off-kamera. Off – kamera ?? iya .. pada umumnya kan flash camera tersebut nancep di hot-shoe pada kamera . Nah off-kamera ini memungkinkan flash dapat ditrigger dimanapun tanpa harus terpasang di hot-shoe. Keuntungannya kita bisa memposisikan satu atau lebih flash di mana saja untuk mengatur arah, intensitas, cahaya untuk menghasilkan foto yg kita inginkan.

Kok bisa off-kamera ? sebenarnya pada beberapa kamera DSLR sudah tertanam fungsi tersebut ( master / commander ) .. untuk kamera jebot kayak punya saya-pun sebenarnya bisa dengan asesoris tambahan . Well , semua kamera kayaknya bisa ya.. asal ada mekanisme untuk mentrigger flash .

  • di Nikon ada yang namanya Nikon CLS ( Creative Lighting System ) .. di Canon namanya E-TTL . Nikon CLS menggunakan IR ( infrared ) untuk berkomunikasi dengan flash – flash lain . Jadi harus line-of-sight dengan kamera lain meski kyknya bisa juga mentrigger flash lain di balik tembok ( link ) . Keuntungannya adalah canggih ! Body camera bisa berkomunikasi dengan flash-flash yang ada , mengatur power yang ada , mengatur white balance dsb dsb .. kita tinggal setting seperti biasa dan wah :) . Kerugiannya : harus line-of-sight dan mahal bo !
  • menggunakan Sync cable .. body kamera dan flash dihubungkan via kabel khusus. kerugiannya : beribet , banyak kabel2 bertebaran :) . Keuntungan: fungsi TTL masih jalan
  • menggunakan Radio trigger . Flash ditrigger dari kamera menggunakan frekuensi radio . Ada adapter khusus untuk mekanisme ini : transmitter dan receiver. Sesuai namanya pasti teman-teman tau artinya lah. Transmitter terpasang di body kamera . Jika flash di trigger , transmitter mengirimkan sinyal ke satu / beberapa receiver + flash . Keuntungan : tidak harus line-of-sight .. ini keunggulan utama yg banyak menarik minat orang. Kerugian : fungsi TTL (flash auto ) tidak jalan , harus manual . Dooh manual lagi ?? jaman udah canggih masih manual..hehehehe , yup manual . Hmm sebenarnya sudah ada sih , radio trigger yang bisa TTL . Silahkan google mandiri :)
Sumber : tukangmoto.wordpress.com

Teknik lain dalam penggunaan flash. Saya mulai sering menggunakannya utk memotret dalam ruangan. Caranya adalah mengarahkan flash ke langit-langit rumah. Cahaya akan memantul ke bawah , seolah-olah menjadi sumber cahaya baru yg powernya lebih besar daripada cahaya lampu rumah . Ya ! meski sekilas .. dengan power dari flash kita akan mendapatkan cahaya yg cukup utk mengexpose obyek. Artinya : shutter speed bisa lebih tinggi , aperture bisa lebih kecil dan ISO kecil.

Sebelumnya utk memotret dalam ruangan (indoor) , saya mengandalkan lensa dengan bukaan besar (50 mm F1.4) dan setting ISO tinggi ( 800 atau 1600 ). Hasilnya bisa lumayan sih , cuman tidak optimal karena saya tidak bisa menggunakan aperture favorit saya ( F4 ) utk ketajaman hasil . Dan penggunaan ISO tinggi , selain menimbulkan noise yg menganggu juga sering berdampak pada saturasi/kontras dari foto.

Sumber : http://tukangmoto.wordpress.com/category/strobist




Sebelum kita belajar tentang fotografi digital ada baiknya kita mengenal lebih dahulu fitur/fungsi/mode yang ada pada kamera digital,hampir semua jenis kamera digital sekarang dilengkapi dengan mode,dan mode itu sendiri dibagi menjadi AUTO mode,SEMI AUTO mode dan FULLY MANUAL mode.

AUTOMATIC MODES

AUTO MODE :

Mengenai auto mode saya rasa tidak perlu dijelaskan secara detail karena hampir semua pengguna kamera digital menggunakan mode ini untuk mengambil foto.

Dengan mode ini ketika kamera diarahkan ke objek yang akan kita ambil,kamera secara otomatis akan memilih shutter speed(kecepatan buka tutup rana),aperture(diagfragma/besar kecil bukaan rana),ISO(sensitivitas image sensor terhadap cahaya),white balance,fokus,dan flash yang sesua untuk mengambil gambar yang dimaksud.Biasanya dengan mode ini akan menghasilkan gambar yang bagus dalam situasi apapun.

Tapi perlu diingat dengan auto mode kamera kadang tidak bisa secara otomatis menghasilkan gambar seperti apa yang kita mau,maka dari itu ditambah beberapa mode/fungsi yang ada di auto mode.

PORTRAIT MODE :

portrait mode

Ketika akan mengambil objek gambar secara close-up,pindahkan settingan pada kamera digital pada portrait mode.Secara otomatis pada portrait mode,kamera akan memilih large aperture (bukaan rana besar),yang artinya objek utama dari gambar kita akan fokus sedangkan background menjadi out of focus/blur.


Untuk menghasilkan gambar yang bagus dengan menggunakan portrait mode,kita harus dekat dengan objek yang akan kita ambil baik dengan cara zoom atau mendekat ke objek tersebut,sebagai contoh apabila kita akan mengambil gambar close-up seseorang,cukup ambil gambar dari wajah sampai sebatas pundak,maka nanti hasilnya wajah akan fokus dan background menjadi out of focus/blur.


MACRO MODE :

macro mode


Hampir sama dengan portrait mode,tetapi pada macro mode ini lebih cocok untuk mengambil objek foto yang ukurannya kecil seperti bunga,serangga atau benda-benda kecil lainnya.Setiap kamera digital mempunyai kemampuan macro yang berbeda termasuk perbedaan jarak fokus juga (rata-rata jarak fokus untuk kamera point and shoot adalah 2-10cm).

Untuk mengambil gambar macro diperlukan kestabilan dalam memegang kamera karena apabila bergerak sedikit dari jarak fokus maka gambar yang dihasilkan akan out of focus.Maka biasanya untuk pengambilan makro diperlukan bantuan tripod,dan sebagai tambahan built in flash tidak disarankan,karena hasilnya gambar akan over exposure/terlalu terang.

LANDSCAPE MODE :

Landscape mode

Apabila pada portrait mode dan macro mode kamera akan memilih large aperture,maka pada landscape mode kamera akan memilih small aperture yang artinya gambar yang kita ambil akan fokus dari depan (foreground) hingga belakang (background) atau dalam kata lain semua gambar yang kiat ambil akan terlihat tajam.

Sangat cocok untuk mengambil gambar pemandangan yang luas.

SPORTS MODE :

sport mode

Sports mode/action mode ini dirancang untuk mengambil objek gambar yang bergerak,sepertiorang sedang berlari,balap mobil atau benda-benda yang bergerak lainnya.

Tujuan dari sports mode adalah membuat gambar objek yang bergerak tertangkap dengan tajam (freeze the action),bisa kita coba untuk mengambil gambar orang yang sedang melompat.

NIGHT MODE :

night mode

Night mode difungsikan untuk pengambilan gambar pada situasi pencahayan yang rendah,biasanya pada malam hari,dan diperlukan kestabilan kamera pada waktu menggunakan night mode karena apabila terjadi gerakan sedikit saja maka gambar yang dihasilkan akan blur.

SEMI AUTOMATIC MODE

Apabila dalam auto mode,kamera akan berpikir sendiri dan menentukan setting dengan sendirinya sesuai dengan keadaan cahaya disekelilingnya maka dengan setting semi auto/semi manual ,kita yang akan menentukan setting dan selebihnya kamera akan menyesuaikan settingan kita dengan keadaan cahaya yanga ada.

berikut adalah mode yang ada di semi automatic mode :

APERTURE PRIRORITY MODE (A atau AV)

Pada mode ini kita akan memilih besar kecilnya bukaan diagfragma/rana pada lensa dan kamera akan menyesuaikan settingan ISO dan shutter speed dengan sendirinya.Bukaan diafragma/rana pada display kamera adalah F/number,contoh F/4.0,F/4.5,F/5.0 dst sampai F/32.

Semakin kecil angka pada F/number berarti semakin besar bukaan pada difragma lensa (apabila kita memilih F/number kecil artinya kita akan mendapatkan area fokus yang kecil juga,contoh untuk foto close up atau makro,karena kita hanya ingin fokus pada wajah saja dan background menjadi blur)

Semakin besar angka pada F/number berarti semakin kecil bukaan pada diafragma lensa (dengan diafragma kecil berarti kita akan menghasilkan gambar yang fokus dari depan hingga belakang,contoh foto pemandangan)

SHUTTER PRIORITY MODE (S atau TV)

Shutter priority hampir sama dengan aperture priority,bedanya disini kita memilih speed/kecepatan tutup rana dan kamera akan menyesuaikan settingan aperture,ISO secara otomatis. Shutter priority pada display kamera akan ditampilkan dengan angka yang mewakili speed yang kita pilih,contoh 1/400" ,1/250",1/100",1/60",1/30" dst hingga 30".

Apabila kita akan mengambil objek gambar yang bergerak dan ingin membuat objek menjadi "freeze" atau diam maka kita gunakan speed yang tinggi(fast shutter speed).

Slow shutter speed biasanya digunakan pada keadaan dimana cahaya disekitar kita kurang (gelap),slow shutter speed juga bisa digunakan untuk membuat efek blur pada objek yang bergerak,contoh air terjun jika kita ambil dengan menggunakan slow shutter speed (antara 1/5" sampai 1/15") maka air akan kelihatan putih seperti kapas.

Catatan:

jika kita menggunakan speed rendah,maka diperlukan kestabilan dalam memegang kamera atau gunakanlah tripod agar kamera tidak bergerak,karena gerakan sedikit pada speed rendah akan menghasilkan gambar yang out of focus.

PROGRAM MODE (P)

Biasa juga disebut dengan "Program AE" (program auto exposure/program pencahayaan otomatis). fungsinya hampir sama dengan fully automatic tetapi disini kita bisa mengatur white balance,flash,ISO dll secara manual.

AUTO DEPHT-OF FIELD (A-DEP)

Dengan menggunakan mode ini objek gambar dari depan hingga belakang akan fokus dengan sendirinya,dengan menekan setengah pada shutter kita bisa mengendalikan fokus sesuai keinginan kita.

FULLY MANUAL MODE

MANUAL MODE (M)

Dengan menggunakan manual mode kita dengan bebas mengontrol settingan sesuai dengan kemauan kita tapi perlu diingat bahwa kita perlu berpikir dalam menggunakan shutter speed,aperture,ISO,WB,flash dan lain-lain untuk menghasilkan gambar yang pencahayaannya cukup,tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang. Untuk menggunakan mode manual ini diperlukan latihan dan kebiasaan dalam mengontrol kamera.

Sumber :http://belajarfotografidigital.blogspot.com



Background atau latar belakang adalah unsur yang sangat penting dalam foto yang anda hasilkan. Silahkan perhatikan foto disamping ini:Keseragaman warna biru di latarbelakang menuntun mata anda terpusat pada obyek utama yaitu burung, dan bahkan kontras warna hijau di sekitar mata menjadi tampak semakin memikat.


Sekarang bandingkan dengan foto ini:

burung2

Foto kedua ini sekarang tampak lebih sibuk dengan latar belakang ranting dan daun yang meskipun cukup kabur namun lumayan tampak mengganggu. Mana diantara kedua foto yang menurut anda lebih enak dipandang mata?

Keselarasan warna background dengan obyek utama membuat sebuah foto tampak lebih bagus.

Background sekali lagi adalah unsur yang sangat penting dalam keseluruhan foto anda. Rata-rata sebuah foto memiliki area latarbelakang yang cukup luas bahkan bisa sampai 60% dari keseluruhan bidang foto. Anda tidak akan pernah bisa memiliki foto yang keren jika background foto-foto anda tampak kacau dan semrawut.

Selamat mencoba dan silahkan tinggalkan komentar.

Oke, jadi anda sekarang telah memiliki kamera SLR baru, menenteng-nenteng SLR kemanapun anda pergi dan memotret beragam obyek, dari wajah orang-orang disekitaran sampai bakso langganan. Kemudian meng-upload foto anda ke komunitas online lalu mendapat komentar dari sesama pe-hobi fotografi (baik komentar menyemangati maupun menjatuhkan).

Seiring dengan jam terbang yang meningkat, cepat atau lambat anda akan mulai berpikir untuk menambah pernak-pernik yang berhubungan dengan sistem SLR yang anda miliki. Namanya juga pernak – pernik, pilihan yang tersedia hampir tidak terbatas dan membuat kita mudah terseret dan kehilangan prioritas.

Jadi, sebenarnya aksesoris apa saja sih yang paling berguna (dan juga paling populer) bagi pemilik SLR? berikut saya pilihkan 7 jenis untuk anda:

Tas Kamera

Tersedia beragam jenis tas kamera di pasaran, tinggal pilih yang sesuai selera: dari backpack, ikat pinggang, sling-slide (menyamping) sampai yang mirip koper. Yang jelas tas kamera disini berfungsi agar kita bisa menyimpan kamera dan lensa yang kita miliki selama bepergian secara aman. Tidak jatuh, aman dari benturan dan aman dari air.

Kit Pembersih

Untuk menjaga kondisi eksterior lensa dan kamera agar selalu bersih, anda memerlukan lap mikrofiber dan cairan pembersih khusus. Terutama untuk lensa, sebisa mungkin anda melindungi lensa dengan filter UV (lihat filter dibawah), biasanya untuk lensa cukup gunakan blower. Kit pembersih bisa dibeli di toko-toko kamera.

Saya tidak menyarankan anda membersihkan bagian interior kamera (apalagi sensor), serahkan saja pada ahlinya: biasanya toko kamera menyediakan layanan sensor cleaning. Toh kebanyakan SLR sekarang memiliki fasilitas self-cleaning yang cukup handal untuk menyapu debu dari sensor.

Tripod

Tripod, monopod, gorillapod, apapun fungsinya adalah membantu anda menghasilkan foto yang tajam saat mengambil eksposur long shutter. Dibandingkan jenis lainnya, tripod masih tetap paling populer, karena relatif lebih handal dan tangguh.

Pastikan anda membeli tripod dengan kemampuan menahan beban yang cukup, kaki-kakinya cukup gampang di perpanjang (dan diperpendek), memiliki mekanisme pemasangan dan pelepasan kamera yang enak serta memiliki kepala dengan gerakan yang fleksibel (saya sarankan jenis ball head).

Flash Eksternal

Flash ekternal akan secara drastis meningkatkan kualitas foto anda jika dibandingkan sewaktu anda menggunakan flash bawaan yang melekat di kamera SLR. Memiliki power yang jauh lebih besar, kemampuan kontrol yang jauh lebih fleksibel, dan kita bisa mengatur arah pencahayaan yang jatuh ke obyek secara lebih mudah.

dedicated

Dengan flash eksternal anda akan bisa menghasilkan pencahayaan yang jauh lebih lembut, rata dan cerah dibandingkan kalau menggunakan flash bawaan.

Filter

Filter adalah aksesoris yang cukup esensial bagi sistem SLR. Dari beragam jenis filter, ada 3 jenis yang layak anda pertimbangkan untuk dibeli:

  • Filter Proteksi (Filter UV atau Netral) – fungsi nyatanya adalah melindungi lensa anda, filter ini relatif murah sehingga anda akan ‘ikhlas’ menjadikannya sebagai bemper yang dipasang didepan lensa. Biarkan filter yang bersentuhan dengan udara kotor-tangan-cipratan air, dan bukan lensa yang harganya bisa berlipat-lipat lebih mahal.
  • Filter Polarisasi – mengubah langit sehingga terlihat lebih ‘dalam’, menghilangkan refleksi di air (atau kaca), agar pepohonan tampak lebih hijau. Gampangnya ini adalah ibarat kacamata hitam bagi lensa anda.
  • Filter ND (Neutral density) dan Grad-ND – mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke kamera anda. Jika anda ingin menghasilkan foto air terjun yang tampak seperti kapas (shutter panjang) sementara hari masih terlalu siang, maka anda akan memerlukan Filter ND supaya cahaya bisa dikurangi. Sementara filter ND Gradasi (Grad-ND) berfungsi seperti ND dengan tingkat penggelapan yang bersifat gradasi (bagian atas lebih gelap dan semakin ke bawah semakin terang). Grad-ND sangat berguna saat anda akan memotret landscape yang melibatkan langit, karena beda terang yang sangat mencolok antara langit dan tanah.grad-ND

Shutter Release

Selain tripod, aksesoris tambahan yang akan meningkatkan ketajaman hasil foto anda adalah shutter release. Dengan shutter release, kita tidak perlu memencet tombol shutter di kamera, cukup gunakan shutter release sehingga anda bisa mengaktifkan shutter dari jauh. Ya, fungsinya mirip remote control TV anda. Shutter release tersedia dalam 2 pilihan: kabel dan wireless.

Verikal Grip (VG)

VG

Jika anda mulai lebih intensif memotret sementara kamera anda belum memiliki fitur pegangan vertikal dari sononya, belilah vertikal grip tambahan. Selain sangat membantu saat memotret dalam orientasi portrait (vertikal), VG juga berfungsi sebagai batere cadangan, sehingga tidak perlu khawatir kehabisan batere saat asyik menjepret.

Sumber ; belajarfotografi.com

Adalah normal ketika anda mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kelebihan serta kekurangan sebuah kamera atau lensa yang sedang anda incar. Untuk harga yang tidak murah (kecuali anda paman gober he he…), kita harus tahu apa yang kita dapatkan.

Ada banyak cara untuk menggali informasi mengenai sebuah kamera atau lensa. Yang paling lazim adalah bertanya kepada yang sudah punya, baik lisan maupun online (forum fotografi sedang semarak). Namun jika jawaban teman belum memuaskan anda, anda punya beberapa sumber informasi terpercaya lain yang patut anda ketahui, yaitu situs review kamera maupun lensa.

Beberapa situs review kamera yang memiliki reputasi bagus biasanya ditangani oleh para profesional yang pekerjaan sehari-harinya memang menguji kamera dan lensa. Saya pilihkan disini beberapa yang dianggap hasil review-nya valid dan terpercaya. Silahkan:

  • DP Review
  • belajar-fotografi-001.jpg

    DP Review adalah situs review kamera terbesar dan paling terkenal. Anda bisa mengakses database review mereka yang mencakup hampir semua jenis kamera mulai dari prosumer sampai SLR segala merk, serta beberapa lensa SLR populer. Review dari DPReview biasanya sangat komplit (bahkan terlalu komplit), mulai dari aspek tenis, fitur, kelebihan, kekurangan sampai enak tidaknya dipegang ditangan. Ditambah lengkap dengan grafik pendukung serta contoh hasil foto. Kualitas sebuah kamera biasanya ditandakan dengan rekomendasi akhir.

    Kesimpulan review biasanya ditandai oleh rekomendasi akhir, misal untuk kamera Nikon D700 SLR memperoleh rating seperti ini:

    dpr_highly_recommended_fina.gif

    Secara gampang, rating dari DP Review bisa diartikan sebagai berikut: Recommended(just) = Cukup; Recommended = Baik; Highly Recommended = Sangat Baik. Untuk jenis kamera terbaik tahun ini mereka memberi predikat SILVER dan GOLD.
    Klik disini untuk menuju ke halaman review dari DPReview.

  • CNET Digital Camera
  • CNET adalah situs teknologi terkemuka, dan mereka memiliki database review kamera digital yang cukup besar dan komplit, mulai dari kamera saku sampai dengan SLR. Kelebihan CNET adalah mereka memiliki memiliki sistem penggolongan kamera yang sangat rapi dan informatif: berdasarkan rentang harga, berdasarkan rating dari editor dan pemakai, berdasarkan merk dan fitur dll, sehingga anda akan sangat terbantu mencari dan membandingkan kualitas jenis kamera yang anda butuhkan.

    belajar-fotografi-cnet.jpg

    CNET memberi rating dengan sistem bintang dari 0 sampai 5 untuk menandakan kualitas sebuah kamera digital. Klik disini untuk melihat review kamera digital dari CNET.

  • Camera Labs

    Camera Labs adalah situs khusus review kamera digital dan lensa. Jumlah dan jenis kamera yang telah mereka review cukup banyak dan lengkap dari kamera saku sampai SLR, sementara lensa hanya mencakup beberapa jenis dari merk utama.

    belajar-fotografi-003.jpg

    Secara umum rating kualitas dari Camera Labs sangat mirip dengan DP Review. Klik Disini untuk menuju ke halaman review kamera digital dan lensa dari Camera Labs

  • Photozone
  • Photozone adalah sebuah situs dari Jerman yang memiliki spesialisasi di bidang review lensa SLR, meskipun mulai sekarang sudah merambah ke kamera digital. Hampir semua lensa dari segala jenis dan merk baik produsen utama maupun third party sudah direview secara lengkap. Kalau anda mencari situs rujukan review lensa terbaik, Photozone-lah tempatnya.

    belajar-fotografi-photozone.jpg

    Photozone memiliki ulasan yang sangat komplit, mulai kualitas optik, mekanik sampai ke ketahanan sebuah lensa. Mereka memberikan rating yang dengan sistem yang mirip dengan DP Review. Untuk sebuah lensa yang secara kualitas sangat baik mereka akan memberikan tanda seperti ini:

    thumbsup.jpg

    Klik disini untuk menuju halaman review lensa dari Photozone.

Oke, selamat berpusing-pusing membandingkan kamera dan lensa idaman anda :)

sumber :belajarfotografi.com

Salah satu kelebihan utama kamera SLR dibandingkan kamera saku adalah karena SLR memungkinkan adanya penggantian lensa (interchangeable). Hanya dengan satu kamera dan jika kita cukup beruntung mampu membeli beragam lensa (atau setidaknya pinjam lensa teman), kita memperoleh kebebasan berkreasi yang luar biasa dengan mengganti-ganti lensa sesuai keperluan (lebih jauh tentang lensa akan dibahas dalam posting mendatang).

Namun begitu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan selama proses penggantian lensa, terutama jika anda melakukannya di luar ruangan (outdoor). Penggantian lensa di luar ruangan rawan mengakibatkan debu dan kotoran masuk ke kamera dan menempel disensor, sehingga membuat hasil akhir foto tampak ‘ternoda’ seperti terlihat di contoh foto diatas. Selain itu ketidakcermatan bisa mengakibatkan lensa yang sudah susah payah dibeli beresiko rusak dan jatuh sehingga anda akan menyesal (plus diamuk ortu atau istri/suami he he … ).

Berikut cara praktis dan aman mengganti lensa SLR:

  • Kalungkan tali kamera di leher, kemudian posisikan kamera agar menggantung dan menghadap ke bawah
  • Pasang tutup depan (front cap) lensa yang akan diganti
  • Sembari menekan tombol kuncian lensa (biasanya disamping kiri lensa), putar lensa yang akan diganti berlawanan dengan arah jarum jam
  • Putar sampai lensa kendor, namun jangan sampai benar-benar dilepas dari kamera
  • Ambil lensa baru yang akan dipasang. Lepas tutup lensa dibelakang (end cap) dan letakkan ditempat yang mudah dijangkau sementara pegang lensa-nya dengan satu tangan
  • Sekarang lepas lensa lama dengan tangan yang lain (biarkan kamera menggantung dan tetap menghadap kebawah)
  • Sekarang pasang lensa baru dengan cepat (perhatikan titik putih dilensa, sejajarkan posisi titik putih ini dengan titik putih di kamera) lalu putar hingga terkunci
  • Ambil tutup belakang (end cap) lensa lama dan pasangkan di lensa yang baru
  • Taruh lensa lama di tas kamera

Sedikit tips tambahan;

Setelah penggantian lensa usahakan anda mengaktifkan fitur sensor cleaning di kamera sehingga mengurangi resiko foto anda terdapat bercak debu.

Hindari mengganti lensa saat angin kencang, apalagi anda memotret di pantai!!

Salah satu perbedaan utama antara indera mata dan lensa kamera anda adalah bahwa mata memiliki depth of field (DOF) hampir tanpa batas sementara lensa terbatas, ini membawa konsekuensi bahwa bidang fokus lensa tidaklah seluas mata. Dan fotografer terdahulu telah memutuskan untuk justru memanfaatkan kelemahan ini menjadi senjata. Lahirlah apa yang kemudian disebut bokeh.

Bokeh aslinya adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti ‘menjadi kabur’, jadi foto bokeh adalah karakteristik foto yang menonjolkan sebuah oyek utama yang fokusnya sangat tajam sementara latar belakang (dan atau depan) yang sangat kabur, atau dalam bahasa Inggris selective focusing. Dalam contoh foto cantik diatas (karya Sektor Dua), obyek utama muka model amatlah tajam, namun latarbelakang pintu menjadi tampak amat kabur (blur). Nah, sifat kabur inilah yang disebut bokeh. Bagaimana caranya supaya kita bisa menghasilkan foto bokeh yang seperti ini. Berikut yang bisa anda lakukan:

  1. Pilih mode manual atau Aperture Priority – baca lebih jauh tentang mode operasi kamera disini
  2. Pilih setting aperture sebesar mungkin.
  3. Lihat tulisan f/x di lensa anda, semakin kecil x, semakin besar aperture dan semakin sempit bidang fokusnya

  4. Pikirkan tentang faktor jarak, yakni jarak didepan dan dibelakang bidang obyek.
  5. screenshot-001.jpg

    Misalnya anda berdiri 1 meter didepan teman (jarak depan = 1 meter) dan anda menjatuhkan titik fokus lensa pada mukanya. Teman anda berdiri sekitar 10 meter dari background terdekat (jarak belakang = 10 meter), maka background ini akan terlihat sangat kabur. Intinya, semakin kecil jarak depan (jarak antara lensa dan obyek) dan semakin besar jarak belakang (jarak antara obyek dan background) semakin kabur backgorund anda.

  6. Banyak berlatih dan usahakan anda membeli lensa dengan kemampuan aperture sebesar mungkin.
  7. Tip: Jika anda memang menyukai bokeh, lensa non-zoom dengan aperture super besar adalah cara tercepat mendapat bokeh (misal: 85mm f/1.8 & 50mm f/1.8, dua lensa ini adalah lensa super cepat dan super murah juga penghasil bokeh yang luar biasa)

    Sumber : belajarfotografi.com


Memotret anak-anak adalah sesuatu yang mengasyikkan. Ekspresi lucu dan alami serta polah yang menggemaskan merupakan daya tarik utama mereka. Namun membuat semua daya tarik tadi bisa terlihat di foto

adalah tantangan tersendiri. Belajar Fotografi akan membagi 6 tips yang akan membantu anda mengabadikan ekspresi lucu dan polos mereka, silahkan dicoba:

undefinedBiarkan Mereka Beraksi Spontan Saat kita terlalu mengarahkan supaya anak-anak berpose pada gaya tertentu, mereka akan mulai kehilangan spontanitas dan kepercayaan diri. Jadi biarkan mereka bergaya dan berekspresi secara spontan. Cara paling ampuh adalah dengan mengajak mereka bermain cilukba, atau jika mereka terlalu besar untuk bermain cilukba, ajaklah mereka ngobrol. Tanyai nama, nama ibu/ayah-nya, tanyai sekolahnya dll, lalu biarkan percakapan mengalir… Lalu jepret..jepret!!

Sejajarkan Posisi Kamera Dengan Mata Mereka Jika anda menginginkan tubuh mereka tampak proporsional (kepala tidak lebih besar daripada bagian tubuh yang lain), jongkok-lah atau berbaringlah. Secara alami tubuh mereka jauh lebih pendek daripada kita, jadi kita harus rela jongkok atau berbaring. Kecuali jika anda menginginkan efek dan angle tertentu.

Manfaatkan Alat Bantu Tidak semua anak-anak suka bergaya dan berpose luwes, apalagi kalau tahu mereka sedang di foto. Jika anak tampak canggung, malu atau terlalu kaku manfaatkan alat bantu yang anda. Mainan adalah alat paling ampuh, jika mereka suka bermain boneka berilah boneka. Jika mereka suka bermain mobil-mobilan, berikan mobil-mobilan. Kalau mainan memang tidak tersedia, anda bisa memanfaatkan kursi, buku atau bahkan bolpen. Dengan begitu mereka akan sedikit melupakan kalau sedang jadi obyek foto dan mulai berekspresi spontan.

undefined Tanyakan Cita-cita Mereka (atau tokoh kartun favoritnya) Anak-anak biasanya memiliki (atau didik untuk memiliki) cita-cita tertentu atau paling tidak memiliki tokoh kartun favorit. Insinyur, dokter, pemain bola, tentara, guru, ustadz atau naruto, superman, batman. Apa saja. Pakaikan kostum sesuai cita-cita atau tokoh favorit mereka dan fantasi mereka akan mulai melayang sehingga hilang semua kekakuan dan nervous. Ayo superman terbangnya gimana…. jepret!!

Jangan Paksa Mereka Tersenyum Paksa mereka bilang “cheeerssss …. ”, maka anda akan mendapatkan senyuman yang dipaksakan, bibir yang ditarik kaku. Pose yang bagus tidak harus selalu tersenyum dan ada beberapa anak yang memang serius dari sononya.

undefinedGunakan Mode Continue/ Burst (atau Mode Scene: Sports) Karena anak-anak cenderung banyak bergerak, anda akan kewalahan kalau memaksakan kamera mencari fokus di mode Single. Gunakan mode continue/burst atau jika anda menggunakan settingan otomatis gunakan scene sports/children. Lebih jauh tentang mode operasi scene kamera, baca disini.

Ada tambahan lain dari anda?

Saat anda mengabadikan satu moment penting namun hasilnya tidak sesuai yang kita harapkan di karenakan fotonya blur dan kurang tajam nah gimana caranya kita bisa memperbaiki foto tersebut berikut tips dan trik foto blur bisa tajem. Hanya bisa dilakukan di PS CS2. Begini caranya. Bisa dilihat contoh foto awal saya sebelumnya yang masih murni tanpa oldig. Bener-bener blur banget!

undefined

undefined

Di sini, kita gunakan SHARPEN cukup sekali! Kebanyakan SHARPEN yang ada hasilnya jadi grainy.

undefined

Setelah itu lakukan SHARPEN yang kedua untuk menghilangkan efek blur akibat shake dengan SMART SHARPEN.

Nah, di menu SMART SHARPEN ini, akan keluar window seperti ini:

Lakukan langkah-langkah ini:

Ubah button BASIC ke arah ADVANCE. Lantas mainkan FADE AMOUNT, TONAL WIDTH, dan RADIUS-nya. Ehmm... saya agak bingung menjelaskan secara guideline yang benar, karena ini semua murni feeling. Lakukan sebaik-baiknya dan hindari grainy yang berlebihan. Teknik ini akan benar bila hasilnya tajam dan grainy-nya sedikit. Memang, di metode SHARPEN ini nggak bisa menghindari grainy. Tapi nanti akan saya beritahukan cara menghilangkan grainy-nya.

Sudah selesai maenin SHARPEN-nya? Oke. Lanjut ke cara ngilangin grainy.

Copy layer foto hingga menjadi 2, caranya terserah, bisa copy paste, bisa dengan cara klik kanan di bagian layer background, seperti ini misalnya:

Setelah itu, BLUR-kan layer baru itu dengan SMART BLUR.

Nanti akan keluar window seperti ini:

Bikin RADIUS-nya 1 saja, THRESHOLD-nya terserah. Maenin aja sesuai feeling. Yang pasti jangan terlalu BLUR! Metode ini cuma buat nghilangin grainy-nya doang.

Sudah? Sekarang masking layer yang tadi di-blur, caranya seperti ini:

Perlu dingat, posisi masking itu harus di kotak thumbnail masking, bukan di kotak thumbnail picture, seperti ini yang benar:

Trus, perhatikan teori masking ini.

Foreground adalah cara untuk menghapus dan/atau menyembunyikan picture, sama seperti delete brush. Warna yang dipakai harus warna hitam pekat, R=0 G=0 B=0 atau warna web-nya adalah #000000.

Background adalah cara untuk mengembalikan picture yang tadi disembunyikan dengan masking warna hitam. Kalo oldig dengan erase nggak akan bisa gambarnya nggak bisa dikembalikan dan itu sebuah kerugian namanya. Warna yang dipakai harus putih total, R=255 G=255 B=255 atau warna web-nya adalah #FFFFFF.

Lihat gambar ini:


Sekarang, brush bagian yang tadi di BLUR dengan hati-hati. Mainin OPACITY dan FILL-nya, jangan melulu 100%. Kira-kira sama lah seperti erase picture. Seperti ini gambarnya kalo di masking dengan bagian hitam itu...

Ada baiknya melakukannya dengan mengaktifkan semua layer, gambar di atas adalah contoh masking dengan menonaktifkan layer background-nya. Mengaktifkan semua layer berguna untuk mengetahui secara feeling grainynya tertutup dengan blur yang halus dan blur itu hanya berfungsi menghilangkan grainy. Hati-hati sekali. Kalo keterlanjuran, gampang, tinggal dibalik aja background dengan foreground-nya. Ganti warna putih menjadi paling depan dan warna hitam di paling belakang buat mengembalikan gambar yang keterlanjuran di-brush dan jadi hilang.

Sudah? Sekarang flaten semua layernya hingga jadi satu. Caranya seperti ini:


Setelah itu, ulangi proses copy layer tadi. Kemudian ulangi lagi teknik masking tadi, kali ini untuk membuang background yang nggak baik ini (karena foto ini di gudang, jadi background-nya harus diganti) dan ganti dengan background yang lebih baik. Awan misalnya. Perlu diingat, lakukan dengan sangat hati-hati. Jangan sampai rusak dan menghancurkan foto. Lakukan sedetail mungkin. Seperti ini lah contoh gambar setelah di-masking secara keseluruhan untuk membuang background-nya:


Rumit nggak? He he he, nggak lah. setelah itu, tambahkan awannya. Bisa dicari di internet, atau bikin sendiri. Kalo saya lebih suka bikin awan sendiri. Lebih kena dengan yang saya mau ketimbang nyari di internet. Bikin awannya juga mudah sebenernya, cuma pake brush, trus di maenin aja di BLUR dan SHARPEN. Nanti deh lain waktu saya kasih tips & trik bikin awan, kalo diceritain di sini kepanjangan. Kira-kira begini awan buatan saya. Tengahnya polos karena gedungnya juga nutupin, ya setidaknya kita harus bisa juga melihat sisi estetis awan yang baik buat kontur foto oldig kita.



Udah gitu, taruh deh di layer di belakang orang yang udah di masking tadi. Ulangi flatten tadi, dan, Bim Salabim, jadinya seperti ini.


Ya... Segitu dulu aja. Selamat mencoba!

� Luqman Hakim FN= 98989

wibiya widget