Satu hal yang mungkin paling penting untuk dipelajari tentang fotografi adalah bagaimana menguasai situasi ketika cahaya yang tersedia sangat terbatas. Semua orang bisa membuat foto yang bagus dengan cahaya terang, kamera dan lensa yang tidak terlalu mahal, juga keahlian mengedit foto. Tapi, tahu dengan pasti bagaimana memotret dalam situasi rendah cahaya adalah yang membedakan foto pemula dari yang berpengalaman.
Apa yang dibutuhkan dari pengaturan
kamera untuk memotret di dalam ruangan dengan cahaya redup tentu
tergantung dari objek yang akan difoto. Apakah ada gerakan? Apakah
objeknya diam? Berikut beberapa tips untuk dua jenis fotografi dalam
ruangan yang paling umum sekaligus butuh trick untuk dikerjakan.
Portrait
1. Stabilkan kamera
Karena salah satu pertimbangan paling penting tentang fotografi dengan cahaya rendah adalah shutter speed, maka penting untuk membuat kamera sestabil mungkin untuk menghindari goyangan. Peraturan umumnya adalah, untuk mendapatkan foto yang tajam kamu harus menggunakan tripod jika shutter speednya lebih tinggi dari focal length pada lensa (misalnya, kalau kamu menggunakan lensa 50mm dan shutter speednya lebih lambat dari 1/50 detik). Tripod jua penting saat kamu memotret beberapa foto dari frame yang sama dengan exposure yang berbeda.
Karena salah satu pertimbangan paling penting tentang fotografi dengan cahaya rendah adalah shutter speed, maka penting untuk membuat kamera sestabil mungkin untuk menghindari goyangan. Peraturan umumnya adalah, untuk mendapatkan foto yang tajam kamu harus menggunakan tripod jika shutter speednya lebih tinggi dari focal length pada lensa (misalnya, kalau kamu menggunakan lensa 50mm dan shutter speednya lebih lambat dari 1/50 detik). Tripod jua penting saat kamu memotret beberapa foto dari frame yang sama dengan exposure yang berbeda.
2. Manfaatkan cahaya yang ada
Kalau kamu menggunakan hanya cahaya yang tersedia, bereksplorasi lah dan masukkan sumber cahaya ke dalam foto. Misalnya lilin, lampu, obor, dan sebagainya.
Kalau kamu menggunakan hanya cahaya yang tersedia, bereksplorasi lah dan masukkan sumber cahaya ke dalam foto. Misalnya lilin, lampu, obor, dan sebagainya.
3. Gunakan pakaian yang terang
Kalau kamu memotret dengan cahaya redup, lebih baik kenakan pakaian terang seperti putih atau warna-warna pucat pada objek sehingga cahaya di sekelilingnya bisa terpantul dengan baik.
Kalau kamu memotret dengan cahaya redup, lebih baik kenakan pakaian terang seperti putih atau warna-warna pucat pada objek sehingga cahaya di sekelilingnya bisa terpantul dengan baik.
4. Gunakan reflektor
Sumber cahaya yang redup misalnya lampu sudut atau cahaya matahari terbenam bisa dimanfaatkan secara strategis dengan menggunakan reflektor. Alat ini bisa mengambil cahaya yang sedikit tadi lalu memantulkannya ke arah objek secara merata, sehingga membuat objek lebih menonjol dibandingkan latar belakang yang gelap.
Sumber cahaya yang redup misalnya lampu sudut atau cahaya matahari terbenam bisa dimanfaatkan secara strategis dengan menggunakan reflektor. Alat ini bisa mengambil cahaya yang sedikit tadi lalu memantulkannya ke arah objek secara merata, sehingga membuat objek lebih menonjol dibandingkan latar belakang yang gelap.
5. Buat foto HDR
Kalau kamu ingin portrait statis tapi tidak dengan latar belakang yang gelap, buatlah foto HDR.
Kalau kamu ingin portrait statis tapi tidak dengan latar belakang yang gelap, buatlah foto HDR.
Potretlah beberapa frame dengan exposure yang
berbeda untuk disatukan menjadi sebuah portrait HDR yang akan membuat
shadow dan highlight tersebar dengan baik dan merata di seluruh bagian
frame. Teknik ini khususnya bagus jika digunakan dalam situasi dengan
kontras tinggi dengan banyak area gelap dalam foto.
Olahraga
1. Pastikan kamu memahami peraturan dan
konsep dasar dari olahraga yang akan kamu abadikan. Pelajari beberapa
foto dari jenis olahraga yang akan kamu liput, bisa dari internet atau
media cetak dan lihat teknik apa yang harus kamu terapkan.
2. Gunakan lensa cepat. Kalau kamu
memang berniat memotret kegiatan olahraga indoor, carilah lensa dengan
f-stop serendah mungkin untuk memungkinkan masuknya banyak cahaya ke
sensor yang akan bekerja sama dengan shutter speed untuk menghentikan
gerakan atlet tanpa harus menggunakan flash. Lensa yang terjangkau untuk
ini adalah lensa fixed, semacam Canon 50mm f1.4, atau kalau
memungkinkan kamu bisa coba lensa tele semacam Canon 70-200mm f2.8.
3. Kembali pada pentingnya poin 2:
jangan gunakan flash! Biasanya ada larangan menggunakan blitz untuk
kegiatan olahraga indoor karena bisa mengganggu konsentrasi atlet.
4. Gunakan shutter speed cepat misalnya
1/500 detik. Karena cahaya dalam ruangan cenderung redup, dibutuhkan
pengaturan kamera yang tepat. Gunakan mode Manual, kunci shutter speed
(1/500 atau lebih cepat), atur bukaan aperture selebar mungkin (angka
f-stop terkecil). Lalu pilihan terakhir adalah menaikkan ISO. Ini
mungkin akan memunculkan noise dalam foto, tapi lebih baik daripada
mendapatkan foto dengan gerakan yang blur. Lagipula kamu bisa
memperbaiki ini di post-processing.
5. Gunakan burst mode. Olahraga adalah
kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan cepat yang mungkin bisa
terlewatkan oleh kamera. Untuk menghindari ini, manfaatkan burst mode
yang tersedia di kamera untuk memungkinkan terekamnya setiap rangkaian
gerakan yang dibutuhkan.
source : tips fotografi