Tampilkan postingan dengan label INFO. Tampilkan semua postingan

Photo: Satoshi
Apa yang Bagus: Distorsi minimal dan image stabiliser yang sangat baik
Apa yang tidak Bagus: Kurang tajam di 200mm
Untuk siapa: Professional yang menginginkan lensa yang terkonstruksi dengan sangat baik, zoom kecepatan tinggi dengan stabilitas yang sangat baik.
Hasil Test

Diantara lensa Porfessional, image stabiliser 70-200mm f/2.8 full-frame zooms harus sudah ada di optiknya itu sendiri. Lensa tersebut ada di Canon, Nikon, Sigma, dan saat ini Tamron. Versi Tamron sendiri terdiri dari 4 elemen optik low dispersion dan satu lagi optik tambahan low dispersion, low dispersion mengindikasikan sebaran cahaya optik yang kecil, karena itu sebarannnya terpusat dan menghasilkan gambar yang tajam. VC atau vibration control atau yang lebih dikenal dengan image stabilizer di canon telah di desain ulang untuk performa yang lebih baik.
Tidak memberatkan pergelangan tangan, berat sekitar 3.32 pound atau sekitar 1.5 kg lebih ringan dan sekitar 1/4 inch lebih pendek dari pesaingnya. Ring depan yang tidak beputar sangat baik untuk lensa yang dimounting filter; putaran manual focus 130 derajat sangat sempurna (meskipun terletak sedikit ke atas 1/2 inch, Manual Focus MF Ringnya kecil); konstruksinya kuat, dengan karet yang menyelimuti badan lensa. (Di kompare dengan Sigma 70-300).
Di lapangan, motor fokus USD benar-benar sangat menakjubkan, hampir tidak bersuara. Menggunakan Body Canon EOS 5D Mark III, AF nya sangat cepat dan tidak berisik. Dilanjutkan dengan benchmark optiknya, lensa ini menghasilkan SQF number yang sangat menawan untuk ketajaman dan kontras di 70mm dan 135mm.
Image stabiliser baru nya betul-betul telah dikembangkan. Dalam test, tiga pengguna rata-rata berkurang ketajamannya di 3.5 stops dengan posisi memotret handheld atau dipegang. Tergoda dengan versi non stabiliser? yang hanya 1/2 pound lebih ringan, dengan harga 1/2 lebih murah, dan dapat memotret lebih tajam di 200mm? Tetapi pada kenyataannya anda akan melewatkan banyak hal karena tidak bisa handheld shooting. Bagi kami, fotografer yang membeli karena harga adalah fotografer yang tidak cerdas :)
70–200mm (68.68–196.11mm tested), f/2.8 (f/2.70 tested), 23 elements in 17 groups. Focus ring turns 130 degrees. Zoom ring turns 70 degrees. Focal length marked at 70-, 100-, 135-, and 200mm.
Diagonal view angle: 34–12 degrees.
Weight: 3.32 lbs. Filter size: 77mm.
Mounts: Canon AF, Nikon AF, Sony AF.
Included: Lenshood, tripod collar.
Street price: $1,499.
Website: tamron-usa.com
Distortion: At 70mm, 0.11% (Slight) barrel. At 135mm, 0.09% (Imperceptible) pincushion. At 200mm, 0.18% (Slight) pincushion.
Light falloff: Gone by f/4 at three tested focal lengths.
Close-focus distance: 45.83 inches.
Maximum magnification ratio: At 70mm, 1:13.50. At 135mm, 1:8.36. At 200mm, 1:6.75.
Image Stabilization: Average of 3.5 stops for three unique users.
Diunduh dan diterjemahkan dari : http://www.popphoto.com/gear/2013/02/lens-test-tamron-70-200mm-f28-di-vc-usd?src=tout
Berlatih membuat anda semakin terlatih! Sangat penting berlatih secara teratur untuk meningkatkan kemampuan di segala bidang. Sama juga dengan fotografi. Anda dapat berlatih memotret secara teratur untuk meningkatkan kemampuan fotografi anda. “seberapa teratur?” adalah pertanyaan yang akan muncul nanti. Bagaimana dengan satu foto setiap hari? Jawabannya, laksanakan proyek 365! Dan saat ini adalah waktu yang terbaik untuk melakukannya!
Proyek 365 adalah kebiasaan untuk memotret satu foto setiap hari dalam selama satu tahun. Anda dapat meng uploadnya secara online melalui Flickr, Picasa, Deviant Art atau berbagi dengan teman-teman anda. Berbagi gambar online bukanlah aspek utama dari proyek ini. Tetapi, itu akan menolong anda untuk terus fokus dalam proyek ini.

Memotret kejadian setiap hari bisa menghasilkan bayaran yang cukup besar
- hal ini dapat membantu anda meningkatkan kemampuan fotografi anda
- anda akan mulai melihat segala sesuatu disekitar anda dengan berbeda
- merupakan langkah yang menakjubkan untuk mendokumentasikan kehidupan anda sehari-hari
Bagaimana melakukan ini?
Proyek ini sepertinya sulit untuk dilaksanakan terus-menerus dan anda mungkin ingin berhenti melanjutkannya setelah 2-3 minggu. Tetapi, hal ini tidak hanya membantu anda menningkatkan kemampuan fotografi anda, hal ini membuat anda lebih kreatif dan anda mulai melihat segala sesuatu di sekitar anda dengan berbeda. Berikut ada beberapa tips yang dapat membantu anda dalam memulai proyek ini secara sukses:
- bawa kamera anda kemanapun: jadikanlah kebiasaan untuk membawa kamera anda kemanapun anda pergi. Ke pasar, pesta, restoran, tempat kerja, sekolah...kemanapun. Anda tidak akan pernah tahu kesempatan untuk mendapatkan foto yang bagus itu muncul dan anda pasti tidak ingin melewatkannya. Kecuali di tempat-tempat dimana kamera tidak diperbolehkan, tapi anda masih dapat menggunakan kamera handphone anda!
- jangan menunda: jika anda mendapatkan ide, lakukanlah segera dan jepret saja. Jangan menunda. Jangan pernah mengatakan, “saya akan mmemotretnya nanti.” Jika kondisi pencahayaan sekarang bagus, tidak berarti akan mendapatkan pencahayaan yang sama nanti. Jika anda menyadari sesuatu di jalanan, potretlah segera! Selalu diingat, ‘waktu yang terbaik adalah saat ini’.
- rencanakan jalan-jalan untuk fotografi: bahkan perjalanan kecil ke taman kota dapat menjadi sangat indah. Anda dapat pergi dengan teman-teman yang satu misi dengan anda atau sendirian. Ambil peralatan anda, dan anda siap untuk jalan-jalan!
- keluarlah dari zona nyaman anda: ambillah resiko; percobaan. Cobalah teknik fotografi dan gaya yang belum pernah anda lakukan sebelumnya. Ini akan membantu anda tumbuh sebagai seorang fotografer.
- 365 hari – tidak mungkin? : jika anda berfikir tidak mungkin bagi anda untuk mengerjakan Proyek 365, cobalah 52 minggu. Ini berarti anda tidak mengambil satu potret setiap hari, tapi anda mengambil satu potret setiap satu minggu.
- mulai dari sekarang: pada awalnya, hal ini sepertinya sulit untuk dilakukan, tetapi setelah satu bulan, anda akan mulai terbiasa dan mungkin anda mempunyai lebih dari satu gambar untuk dipotret setiap hari.
Pada hari ke 365, anda akan lebih baik dalam fotografi, banyak hal baru yang akan anda dapatkan.
Semoga bermanfaat
- Bentuk arsitektur rumah
- Tenda-tenda penjual makanan
- Kendaraan bermotor: Mobil, motor, becak
- Orang-orang tepi jalan yang sedang berinteraksi dan menikmati hidangan
- Durian! (kanan bawah)
Apa itu Statis dan Mengapa harus Statis?
Warna
Efek Gerak
Objek Unik
Text / tulisan

Kesimpulan
Tetap statis tetap manis
2w_^
Sydney Australia
Dewasa ini dikoran-koran, majalah-majalah sering kita mendengar kata-kata Electronic Government atau lazim ditulis E-Government dan sering pula disingkat dengan E-Gov, sangat gencarnya pemerintah pusat mensosialisasikan EGovernment, membuat beberapa lembaga negara mencoba menerapkan e-government berdasarkan persepsi masing-masing. Namun, sebenarnya, apa yang dikembangkan oleh sebagian besar lembaga negara itu sebatas membuka situs internet semata. Parahnya, banyak penanggung jawab lembaga negara, mulai pemerintahan desa, kecamatan, kabupaten, bahkan provinsi, menganggap bahwa pengertian e-government adalah menampilkan lembaga negara di internet semata. Jika Anda sempat melongok internet, maka Anda akan menemukan hampir semua lembaga negara telah memiliki portal di internet. Namun, maaf, jangankan menemukan bentuk e-government di situ, tapi apa yang tampil di situs internet milik lembaga negara itu saja tidak bermanfaat banyak bagi masyarakat. Sebab, isi website mereka rata-rata hanyalah menu struktur lembaga atau sedikit informasi letak geografis, profil dan Sumber daya sebuah provinsi atau kabupaten. Lalu apa itu E-Government ?, artikel dibawah ini disunting dari situs resmi Kementrian Komunikasi dan Informasi RI yang semoga dapat memberikan kita sedikit gambaran tentang apa dan bagaimana E-gov tersebut.
Apa yang dimaksud dengan e-government ?
Upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien.
Mengapa perlu e-government ?
Pada saat ini Indonesia tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental, dari sistem kepemerintahan yang otoriter dan setralistik menuju ke sistem kepemerintahan yang demokratis, dan menerapkan perimbangan kewenangan pusat dan daerah otonom. Perubahan yang tengah terjadi tersebut menuntut terbentuknya kepemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif. Sistem manajemen pemerintah yang selama ini merupakan sistem hirarki kewenangan dan komando sektoral yang mengerucut dan panjang, harus dikembangkan menjadi sistem manajemen organisasi jaringan yang dapat memperpendek lini pengambilan keputusan serta memperluas rentang kendali.
Pemerintah harus mampu memenuhi dua modalitas tuntutan masyarakat yang berbeda namun berkaitan erat, yaitu :
- Kesatu, Masyarakat menuntut pelayanan publik yang memenuhi kepentingan masyarakat luas di seluruh wilayah Indonesia, dapat diandalkan dan terpercaya, serta mudah dijangkau secara interaktif;
- Kedua, Masyarakat menginginkan agar aspirasi mereka didengar, sehingga pemerintah harus memfasilitasi partisipasi dan dialog publik di dalam perumusan kebijakan negara.
Untuk mengembangkan sistem manajemen dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka pemerintah dan pemerintah daerah otonom harus segera melaksanakan proses transformasi menuju e-government. Melalui pengembangan e-government, dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dan pemerintah daerah otonom dengan cara:
- Kesatu, mengoptimasikan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk mengeliminasi sekat-sekat organisasi dan birokrasi;
- Kedua, membentuk jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi pemerintah bekerja secara terpadu, untuk menyederhanakan akses ke semua informasi dan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah.
Apa yang dilakukan di dalam pengembangan e-government ?
Melalui pengembangan e-government, dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dan pemerintah daerah otonom dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup dua aktivitas yang saling berkaitan, yaitu ;
- Kesatu, Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronis;
- Kedua, Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.
Untuk melaksanakan maksud tersebut, pengembangan e-government diarahkan untuk mencapai empat tujuan, yaitu ;
- Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau di seluruh wilayah Indonesia pada setiap saat tanpa dibatasi oleh sekat waktu dan biaya yang terjangkau oleh masyarakat;
- Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan perkem-bangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional;
- Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-lembaga negara serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan negara;
- Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah dan pemerintah daerah otonom.
Bagaimana kondisi pengembangan e-government saat ini di Indonesia ?
Saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah otonom yang berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi dalam bentuk situs web. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi, mayoritas situs web Pemerintah Daerah Otonom masih berada pada tingkat pertama (persiapan) dan hanya sebagian kecil yang telah mencapai tingkat dua (pematangan), sedangkan tingkat tiga (pemantapan) dan empat (pemanfaatan) belum tercapai.
Bagaimana strategi pengembangan e-government ?
Berdasarkan pertimbangan kondisi saat ini yang ada di pemerintah pusat dan pemerintah daerah otonom, pencapaian tujuan strategis e-government perlu dilaksanakan melalui enam strategi yang berkaitan erat satu sama lain, yaitu :
- Kesatu, Mengembangkan sistem pelayanan yang andal dan terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas.
- Kedua, Menata sistem manajemen dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah otonom secara holistik.
- Ketiga, Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
- Keempat, Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi.
- Kelima, Mengembangkan kapasitas SDM, baik pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat.
- Keenam, Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan-tahapan yang realistik dan terukur.
Bagaimana langkah pelaksanaan e-government ?
Pengembangan e-government harus dilaksanakan secara harmonis dengan meng-optimalkan hubungan antara inisiatif masing-masing instansi, dan penguatan kerangka kebijakan untuk menjamin keterpaduannya dalam suatu jaringan sistem manajemen dan proses kerja. Pendekatan ini diperlukan untuk mensinergikan dua kepentingan, yakni :
- Kesatu, Kepentingan pendayagunaan pemahaman dan pengalaman masing-masing instansi tentang pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat;
- Kedua, Kepentingan untuk penataan sistem manajemen dan proses kerja yang terpadu.
Bagaimana kerangka arsitektur e-government ?
Untuk menjamin keterpaduan sistem pengelolaan dan pengolahan dokumen dan informasi elektronik dalam rangka mengembangkan pelayanan publik yang transparan, pengembangan e-government pada setiap instansi harus berorientasi pada kerangka arsitektur dibawah ini.
Kerangka arsitektur e-government terdiri dari empat lapis struktur, yakni :
- Kesatu, Akses. Jaringan telekomunikasi, jaringan internet, dan media komunikasi lainnya yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengakses situs pelayanan publik.
- Kedua, Portal Pelayanan Publik. Situs web Pemerintah pada internet penyedia layanan publik tertentu yang mengintegrasikan proses pengolahan dan pengelolaan informasi dan dokumen elektronik di sejumlah instansi yang terkait.
- Ketiga, Organisasi Pengelolaan dan Pengolahan Informasi. Organisasi pendukung (back office) yang mengelola, menyediakan dan mengolah transaksi informasi dan dokumen elektronik.
- Keempat, Infrastruktur dan Aplikasi Dasar. Semua prasarana, baik berbentuk perangkat keras dan lunak yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan, pengolahan, transaksi, dan penyaluran informasi (antar back office, antar portal pelayanan publik dengan back office), maupun antar portal pelayanan publik dengan jaringan internet secara handal, aman, dan terpercaya.
Bagaimana kerangka pelaksanaan kebijakan dan strategi pengembangan e-government ?
Agar pelaksanaan kebijakan pengembangan e-government dapat dilaksanakan secara sistematik dan terpadu, maka penyusunan kebijakan, peraturan dan perundang-undangan, standarisasi, dan panduan yang diperlukan harus konsisten dan saling mendukung. Perumusan yang akan dibuat perlu mengacu pada kerangka yang utuh, serta diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pembentukan pelayanan publik, dan penguatan jaringan pengelolaan dan pengolahan informasi yang handal dan tepercaya.
Seperti yang digambarkan dibawah ini, kerangka tersebut mengkaitkan semua kebijakan, peraturan dan perundang-undangan, standarisasi dan panduan, sehingga terbentuk landasan untuk mendorong pembentukan kepemerintahan yang baik.
Bagaimana kebijakan anggaran pengembangan e-government ?
Pengembangan e-government disatu sisi memiliki kegiatan yang luas dan memerlukan investasi dan pembiayaan yang besar, disisi lain, ketersediaan anggaran pemerintah sangat terbatas dan masih digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang harus segera diselesaikan. Oleh sebab itu, pengalokasian anggaran untuk pengembangan e-government harus dilakukan secara hati-hati dan bertangungjawab agar anggaran yang terbatas tersebut dapat dimanfaatkan secara efisien, dan dapat menghasilkan daya ungkit yang kuat bagi pembentukan pamong yang baik. Diperlukan suatu siklus perencanaan, pengalokasian, pemanfaatan, dan pengevaluasian anggaran pengembangan e-government yang baik, sehingga pelaksanaan strategi untuk pencapaian tujuan strategis e-government dapat berjalan secara efektif. Untuk menghindarkan pemborosan anggaran yang merupakan uang pembayar pajak, maka perlu dikembangkan kerangka perencanaan dan pengalokasian anggaran.
(diambil dari http://www.iptek.net.id/ind/?ch=ingov&id=334)
Sebelumnya: e-Gov, Memanfaatkan Teknologi Informasi Untuk Pemerintahan
Selanjutnya : MENUJU KESEMPURNAAN DEMOKRASI*)
Beberapa hari yang lalu, ada seorang fotografer semi-pro dengan spesialisasi foto portrait yang belajar privat dengan saya tentang manajemen dan editing foto dengan Adobe Lightroom. Di tengah diskusi, dia melontarkan suatu pertanyaan penting yang jarang ditanyakan.
Bagaimana meningkatkan kualitas foto sehingga hasilnya kesannya mewah dan pada akhirnya dapat meningkatkan fee foto? Bagaimana dengan peran editing? Apakah dengan menguasai foto editing bisa membuat foto berkesan mewah?
Banyak cara untuk menjawab pertanyaan yang menarik ini. Pertama-tama kita kembali dulu ke dasar portraiture. Portrait photography pada dasarnya bertujuan menangkap esensi dari subjek foto termasuk ekspresi, perasaan, kepribadian dan sebagainya. Foto portrait tidak hanya foto glamour (bertujuan untuk menampilkan sisi cantik dari seseorang saja).
Untuk membuat foto portrait yang bagus dan tepat sasaran, kita butuh persiapan, misalnya merumuskan konsep foto, survei lokasi, menetapkan pakaian dan props (alat bantu untuk membantu menjelaskan subjek foto).
Supaya foto terlihat mewah, komposisi foto adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Komposisi foto yang bagus adalah komposisi yang sederhana (simple) terutama latar belakangnya. Sebuah toko yang menjual barang murah, biasanya ramai dan padat sekali susunannya. Sedangkan toko yang mewah dan berkualitas biasanya justru tidak menampilkan banyak barang dagangan di etalasenya.

Toko Gucci terlihat mewah karena pilihan warnanya terbatas (sekitar 2-3 warna), Saturasi warnanya tidak tinggi, tampilannya sederhana, barang-barang yang ditampilkan tidak terlalu rapat.

Bandingkan dengan toko pakaian bekas: Barang-barangnya banyak dan rapat, pilihan warnanya banyak dan saturasinya cukup tinggi. Barang yang dijual banyak variasinya
Untuk komposisi foto juga harus dipikirkan, terutama tentang warna. Warna merupakan alat yang sangat penting untuk melukiskan mood/suasana. Warna sebaiknya jangan terlalu banyak, pilihlah maksimal tiga warna, dan aplikasi warna harus konsisten dari foto ke foto supaya berkesan satu kesaturan tema.
Ngomong-ngomong tentang warna, cari kombinasi warna yang sesuai dengan tema. Jika bingung arti warna, coba cari referensi buku desain tentang teori warna. Dari buku-buku desain kita bisa belajar dengan rinci tentang arti warna dan kombinasi warna.
Lalu apa peran editing? Editing dapat mempermudah kita untuk mengendalikan warna: menonjolkan atau meredupkan warna. Di program seperti Adobe Photoshop / Lightroom atau yang lain, kita bisa mengatur saturasi warna. Kita bisa meningkatkan saturasi warna tertentu dan menurunkan saturasi warna tertentu yang tidak sesuai dengan tema.

Foto dengan judul Break Free karya Gredy Xu ini memilih dua warna saja, yaitu biru sebagai warna utama dan kuning sebagai warna aksen. Pakaian dan props (skateboard, topi), dipilih sesuai dengan tema yaitu anak remaja yang tidak biasa (outcast).

Di foto tema pemain biola ini, Gredy Xu menonjolkan warna orange sebagai warna utama dan hijau sebagai aksen. Alam dan pemain biola adalah tema yang sering terlihat dalam fotografi, tapi disini konsep dan eksekusi fotonya sangat baik
Dari foto-foto diatas kita pelajari bahwa foto portrait yang bagus sebenarnya tidak harus modelnya yang cantik atau ganteng, tapi yang penting adalah fotografernya bisa membuat foto yang menceritakan kepribadian dari subjek foto tersebut.
Dengan memperhatikan aspek-aspek diatas, kita bisa meningkatkan hasil foto portrait kita. Intinya sih semakin sederhana, semakin jelas dan bagus foto kita, tapi ironisnya, membuat foto yang sederhana justru perlu persiapan dan kesulitannya lebih tinggi. Meski demikian, saya yakin kita semua bisa dengan rajin belajar dan belatih.
source :http://www.infofotografi.com/blog/2011/12/meningkatkan-kualitas-foto-portrait/

DSLR apa yang tepat untuk saya?
Kali ini di fokuskan pada DSLR Canon EOS Series ( 1D Mark IV, 5D Mark II, 7D, 60D, Rebel T1i, Rebel T2i), tetapi juga menyinggung kamera Nikon (D3100, D90, D300s, D3s), seperti juga DSLR lain yang bisa merekam video, Panasonic GH1, Pentax K-7 HD, dan Sony A55, A33, dan NEX series. Anda mungkin ingin melihat daftar DSLR yang paling laku untuk melihat yang trend nya. Jika anda bertanya mengapa beberapa DSLR bisa merekam video sementara yang lainnya tidak – atau mengapa tidak ada satupun dari mereka yang melakukannya beberapa tahun lalu. Dari point ini saya percaya bahwa DSLR Canon menawarkan kualitas terbaik dan fleksibilitas untuk para pembuat film, berdasarkan supeioritas mereka berdasarkan codec h.264 (yang mana lebih tinggi kualitasnya dari MJPEG codec punya nikon dan dengan bitrate yang lebih rendah AVCHD codec kepunyaan Panasonic). Bagaimanapun ada beberapa DSLR top yang brsaing dengan keras untuk mendapat perhatian Anda (tidak semua Canon); setiap kamera mmpunyai kelemahan dan kelebihan khusus, yang akan menolong anda memutuskan DSLR mana yang tepat untuk kebutuhan khusus Anda.
Yang paling utama untuk dimengerti selama membaca perbandingan di bawah ini adalah bagaimana ukuran sensor DSLR mempengaruhi gambar yang dihasilkan kamera. Sensor yang lebih besar tidak selalu lebih baik, tapi untuk tujuan kita mudahkan cara berfikir bahwa sensor yang lebih besar menangkap gambar dengan DOF yang lebih dangkal, jangkauan dinamis yang lebih baik, dan sensitivitas cahaya yang lebih baik di cahaya temaram. Berikut adalah bagan ukuran sensor DSLR :

Seperti yang anda lihat di bagan, penerapan APS-C Canon dan Nikon memiliki perbedaan yang tipis, tetapi tidak cukup membuat perbedaan praktis. Untuk kepentingan pembandingan, saya masukkan ke dalam bagan Sony EX-3 professional video camera –anda dapat lihat berapa besar ukuran sensor semua DSLR ini. Mari kita lihat jajaran DSLR Top untuk pembuatan film :
Kekuatan: dalam gambaran saya, terimakasih pada sensor full frame 5D yang membuat gambar paling lembut, gambar yang paling cantik untuk semuanya, juga berdasarkan ukuran sensornya, 5D adalah yang paling bersahabat bagi pengguna lensa lama (anda tidak perlu berurusan dengan crop factor). Terimakasih pada firmware update, shoot pada 1080p/24p sama baiknya dengan shoot pada 30p. juga mempunyai manual audio 48KHz. Body yang berkualitas. Shoot gambar diam dengan sangat sempurna.
Kelemahan: Output HDMI turun ke 480p dari waktu Anda merekam; ini sangat buruk ketika menggunakan monitor tabung (tidak terlalu banyak masalah seperti itu jika anda menggunakan LCD view finder). Ketika mulai bersuara bising saat merekam, merupakan pertanda bahwa kamera mulai panas, tetapi tanpa pemberitahuan dari kamera bahwa saat ini sudah terlalu panas. Sensor full frame dapat menjadi masalah jika anda ingin menggunakan lensa Cina, yang mana tidak bisa menutupi hampir semua ukuran sensor VistaVision. Tidak ada 50p atau 60p, yang berarti anda tidak bisa mendapatkan rekaman gerakan lambat yang bagus dari kamera. Sensor full frame berarti bahwa DOF anda sangat rendah yang membuat anda sangat sulit untuk menarik fokus.
Kekuatan: pilihan yang sangat tepat – pada dasarnya sama dengan kamera 7D (lihat dibawah) untuk harga hampir setengahnya. Ukuran sensor APS-C (sensor ukuran cinema) memiliki banyak pilihan merekam: pada 1080p, 24p/25p/30p; pada 720p, 50p/60p (sangat baik untuk merekam gambar slow motion). LCD screen yang sangat bagus.
Kelemahan: tidak banyak lapisan untuk melindungi dari cuaca, dan tidak sebaik ketika foto gambar diam. HDMI output turun ke 480p ketika merekam. Sangat mudah kepanasan. Tidak ada audio kontrol manual dan tidak ada manual white balance.
Canon 7DKekuatan: menawarkan beberapa keuntungan di atas sepupu murahnya T2i atau 550D, dasarnya HDMI output tetap pada 1080i selama merekam. 7D juga sangat tahan terhadap cuaca – pengguna kamera video tidak akan terbiasa untuk meninggalkan kamera nya di dalam hujan atau salju, tetapi 7D dapat menangani kondisi yang merugikan dengan penuh percaya diri; sesuatu untuk di ingat jika anda shooting di kondisi yang extreme. Memiliki ukuran sensor yang sama dan pilihan perekam video yang flexibel sama dengan T2i.
Kelemahan: lebih mahal dari T2i tanpa menawarkan banyak fitur upgrade – masih terus naik harganya secara agresif, dan harga tidak akan di anggap sebagai kelemahan jika tidak dibandingkan dengan T2i. MUdah panas. Tidak ada kontrol audio manual.
Kelebihan: para insinyur Canon menerapkan suatu unsur magic pada sensornya dan mendapatkan performa extra di cahaya rendah (yang paling terkenal di tunjukkan dengan Nocturne). Ukuran sensor APS-H dibagi berbeda antara full frame dan APS-C, yang dapat menawarkan keuntungan menarik (lensa-lensa zoom mendapatkan jangkauan sedikit lebih jauh dan lensa kit anda secara efektif digandakan). Battery yang lebih tahan lama, body dengan kualitas lebih baik.
Kelemahan: Sensor APS-H membagi perbedaan antara full frame dan APS-C, yang dapat menawarkan kerugian menarik (selamat mencari lensa wide angle yang bagus). Tidak ada manual audio. Lebih dari dua kali lebih mahal dari 5D Mark II, dan sensor yang lebih kecil.
Nikon D3sKelebihan: sensor full frame seperti 5DmkII; mereka yang terbaik untuk performa low light, terimakasih kepada A) ukuran sensornya, B) pixel yang lebih kecil di ukuran sensor yang sama (D3s 12MP bukan 21MP, dan C) noise reduction yang lebih baik. Jika Anda mempunyai banyak lensa Nikon, anda tidak perlu berurusan dengan adapter. Mungkin yang terbaik disini untuk mengambil foto diam.
Kelemahan: output 720p! codek rekaman yang buruk. Batasan klip hanya 5 menit (Canon maximal 12 menit). Para insinyur Nikon terlihat sekali tertinggal dari Insinyur Canon ketika berbicara tentang video. Tidak ada kontrol audio manual.
Kekuatan: tidak mahal. Menawarkan 1080p pada 24p dan 720p pada 60p (untuk Amerika Utara; 25p dan 50p untuk Negara PAL). Mengartikulasikan layar LCD dan auto focus yang sangat baik memberikan anda fleksibilitas yang handal daripada DSLR lain disini. GH1 juga tidak melakukan line-skip seperti Canon ketika mengurangi atau menghilangkan masalah aliasing. Saya tidak menyebutkan bahwa GH1 adalah kamera yang layak untuk pembuatan film karena Codec nya, sampai benda ini di upgrade seignifikan, terimakasih pada firmware hasil hack yang brilian yang memungkinkan bitrate codec naik dari 17Mbit ke 50Mbit. Data rate yang tinggi mengefisienkan codec dan menimbulkan masalah yang lebih sedikit; ini secara langsung mengubah GH1 menjadi alat pembuat film yang layak. Pengguna DVX telah membandingkan GH1 dan 5D, dari perbandingan ini sepertinya para pengguna lebih menyukai gambar GH1.
Kelemahan: codec bitrate rendah akan sangat mengesalkan jika anda tidak punya ide untuk menginstal firmware di GH1 anda. Tidak bagus di low light walaupun segalanya sudah anda lakukan untuk firmware anda. Sensor micro 4/3 tidak akan memberikan DOF rendah seperti kamera lain disini. Tidak ada kontrol audio manual.
Seseorang bisa menuliskan panduan memilih seluruh DSLR, tetapi hal itu merupakan perdebatan yang tidak akan pernah habis dan tidak akan dapat memecahkan masalah siapapun; setiap pengguna DSLR memilih pada ketersediaan, harga, dan kebutuhan spesial mereka. Sementara DSLR dapat mengambil gambar film yang baik, mereka dengan tidak bermaksud mengoptimalkan pembuatan film dalam konsep features atau ergonomis; sehingga kebanyakan add-ons dibutuhkan untuk membuat DSLR berfungsi seperti kamera film yang layak. Sayangnya, kebanyakan pasar add-ons menargetkan aksesori kamera dengan biaya mahal hampir beberapa kali harga kamera nya. Panduan ini, selanjutnya difokuskan untuk menemukan perlengkapan berkualitas dengan harga yang masuk akal.
Di download dan di terjemahkan dari : http://nofilmschool.com/Di tulis oleh : Koo (The DSLR Cinematography Guide)

Fotografi, pada hakekatnya adalah salah satu bentuk media untuk berkomunikasi dan mengekspresikan diri. Fotografi banyak persamaan dengan menulis. Di dalam menulis, kita memilih kata-kata dan kemudian merangkainya dalam bentuk kalimat. Di dalam fotografi, kita mengunakan elemen visual (garis, bentuk, pola, warna, cahaya, dll) dan kemudian merangkainya dengan komposisi (aturan sepertiga, garis, perspektif, fokus, bingkai, dll).
Tulisan yang dianggap baik adalah tulisan yang tidak bertele-tele, melainkan jelas dan dapat dimengerti oleh pembacanya. Tulisan yang bagus memiliki ide & makna yang menarik. Tulisan yang baik memiliki organisasi tata bahasa yang rapi sehingga mudah dibaca dan dipahami.
Sama dengan tulisan yang bagus, fotografi yang baik perlu suatu subjek dan ide yang jelas serta tidak ada elemen yang mengganggu. Fotografi yang baik memiliki organisasi komposisi elemen-elemen visual dengan baik.
Intinya foto yang bagus adalah foto yang sesuai dengan niat kita masing-masing. Contohnya, jika kita ingin membuat suasana yang misterius dan angker, foto dengan nuansa yang gelap lebih cocok daripada nuansa yang terang. Jika ingin foto kita membuat perubahan, misalnya kita ingin orang peduli dengan lingkungan hidup, maka foto kita harus bisa memotivasi orang-orang untuk go green dan seterusnya.
Singkatnya, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan supaya foto kita bagus:
1. Apakah foto memiliki ide/cerita/makna?
2. Apakah terang gelap / exposure foto sesuai?
2. Apakah komposisi foto sesuai?
3. Apakah pilihan pencahayaan tepat?
4. Apakah timing saat menjepret tepat?
Intinya, foto yang bagus itu subjektif karena niat setiap fotografer berbeda, demikian juga penikmat foto/audiensnya. Foto yang menurut sebagian orang bagus belum tentu menarik bagi kelompok yang lain. Maka itu, jangan terlalu kuatir dan terus berlatih.
by Enche on October 25, 2011

Apa bedanya jurnalistik dengan pers? Dalam pandangan awam,jurnalistik dan pers seolah sama atau bisa dipertukarkan satu sama lain, Sesungguhnya tidak. Jurnalistik Menunjuk pada proses kegiatan.sedangkan pers berhubungan dengan media. Dengan demikian, jurnalistik pers berarti proses kegiatan mencari, menggali,mengumpulkan,mengolah,memuat,dan menyebarkan berita melalui media berkala pers yakni surat kabar,tabloid atau majalah kepada masyarakat seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya.
Selain jurnalistik pers atau jurnalistik media cetak,kita juga mengenal jurnalistik radio dan jurnalistik televise. Kini bahkan muncul jurnalistik media on line internet.
Pengertian Jurnalistik.
Pesatnya kemajuan media informasi dewasa ini cukup memberikan kemajuan yang signifikan. Media cetak maupun elektronik pun saling bersaing kecepatan sehingga tidak ayal bila si pemburu berita dituntut kreativitasnya dalam penyampaian informasi. Penguasaan dasar-dasar pengetahuan jurnalistik merupakan modal yang amat penting manakala kita terjun di dunia ini. Keberadaan media tidak lagi sebatas penyampai informasi yang aktual kepada masyarakat, tapi media juga mempunyai tanggung jawab yang berat dalam menampilkan fakta-fakta untuk selalu bertindak objektif dalam setiap pemberitaannya.
Apa Itu Jurnalistik?
Menurut Kris Budiman, jurnalistik (journalistiek, Belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, mencari,mengumpulkan mengolah,menyajikan penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada masyarakat. Sebelumnya, jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Dewasa ini pengertian tersebut tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, dsb., namun meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi. Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik cetak (print journalism), elektronik (electronic journalism). Akhir-akhir ini juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung (online journalism).
Jurnalistik atau jurnalisme, menurut Luwi Ishwara (2005), mempunyai ciri-ciri yang penting untuk kita perhatikan.
a. Skeptis
Skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah tertipu. Inti dari skeptis adalah keraguan. Media janganlah puas dengan permukaan sebuah peristiwa serta enggan untuk mengingatkan kekurangan yang ada di dalam masyarakat. Wartawan haruslah terjun ke lapangan, berjuang, serta menggali hal-hal yang eksklusif.
b. Bertindak (action)
Wartawan tidak menunggu sampai peristiwa itu muncul, tetapi ia akan mencari dan mengamati dengan ketajaman naluri seorang wartawan.
c. Berubah
Perubahan merupakan hukum utama jurnalisme. Media bukan lagi sebagai penyalur informasi, tapi fasilitator, penyaring dan pemberi makna dari sebuah informasi.
d. Seni dan Profesi
Wartawan melihat dengan mata yang segar pada setiap peristiwa untuk menangkap aspek-aspek yang unik.
e. Peran Pers
Pers sebagai pelapor, bertindak sebagai mata dan telinga publik, melaporkan peristiwa-peristiwa di luar pengetahuan masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka. Selain itu, pers juga harus berperan sebagai interpreter, wakil publik, peran jaga, dan pembuat kebijaksanaan serta advokasi.
Berita
Ketika membahas mengenai jurnalistik, pikiran kita tentu akan langsung tertuju pada kata "berita" atau "news". Lalu apa itu berita? Berita (news) berdasarkan batasan dari Kris Budiman adalah laporan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang terbaru (aktual); laporan mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik perhatian, dinilai penting, atau luar biasa. "News" sendiri mengandung pengertian yang penting, yaitu dari kata "new" yang artinya adalah "baru". Jadi, berita harus mempunyai nilai kebaruan atau selalu mengedepankan aktualitas. Dari kata "news" sendiri, kita bisa menjabarkannya dengan "north", "east", "west", dan "south". Bahwa si pencari berita dalam mendapatkan informasi harus dari keempat sumber arah mata angin tersebut.
Selanjutnya berdasarkan jenisnya, Kris Budiman membedakannya menjadi "straight news" yang berisi laporan peristiwa politik, ekonomi, masalah sosial, dan kriminalitas, sering disebut sebagai berita keras (hard news). Sementara "straight news" tentang hal-hal semisal olahraga, kesenian, hiburan, hobi, elektronika, dsb., dikategorikan sebagai berita ringan atau lunak (soft news). Di samping itu, dikenal juga jenis berita yang dinamakan "feature" atau berita kisah. Jenis ini lebih bersifat naratif, berkisah mengenai aspek-aspek insani (human interest). Sebuah "feature" tidak terlalu terikat pada nilai-nilai berita dan faktualitas. Ada lagi yang dinamakan berita investigatif (investigative news), berupa hasil penyelidikan seorang atau satu tim wartawan secara lengkap dan mendalam dalam pelaporannya.
Nilai Berita
Sebuah berita jika disajikan haruslah memuat nilai berita di dalamnya. Nilai berita itu mencakup beberapa hal, seperti berikut.
- Objektif: berdasarkan fakta, tidak memihak.
- Aktual: terbaru, belum "basi".
- Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak umum.
- Penting: pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang penting/terkenal.
- Jarak: familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).
Lima nilai berita di atas menurut Kris Budiman sudah dianggap cukup dalam menyusun berita. Namun, Masri Sareb Putra dalam bukunya "Teknik Menulis Berita dan Feature", malah memberikan dua belas nilai berita dalam menulis berita (2006: 33). Dua belas hal tersebut di antaranya adalah:
- sesuatu yang unik,
- sesuatu yang luar biasa,
- sesuatu yang langka,
- sesuatu yang dialami/dilakukan/menimpa orang (tokoh) penting,
- menyangkut keinginan publik,
- yang tersembunyi,
- sesuatu yang sulit untuk dimasuki,
- sesuatu yang belum banyak/umum diketahui,
- pemikiran dari tokoh penting,
- komentar/ucapan dari tokoh penting,
- kelakuan/kehidupan tokoh penting, dan
- hal lain yang luar biasa.
Dalam kenyataannya, tidak semua nilai itu akan kita pakai dalam sebuah penulisan berita. Hal terpenting adalah adanya aktualitas dan pengedepanan objektivitas yang terlihat dalam isi tersebut.
Anatomi Berita dan Unsur-Unsur
Seperti tubuh kita, berita juga mempunyai bagian-bagian, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Judul atau kepala berita (headline).
- Baris tanggal (dateline).
- Teras berita (lead atau intro).
- Tubuh berita (body).
Bagian-bagian di atas tersusun secara terpadu dalam sebuah berita. Susunan yang paling sering didengar ialah susunan piramida terbalik. Metode ini lebih menonjolkan inti berita saja. Atau dengan kata lain, lebih menekankan hal-hal yang umum dahulu baru ke hal yang khusus. Tujuannya adalah untuk memudahkan atau mempercepat pembaca dalam mengetahui apa yang diberitakan; juga untuk memudahkan para redaktur memotong bagian tidak/kurang penting yang terletak di bagian paling bawah dari tubuh berita (Budiman 2005) . Dengan selalu mengedepankan unsur-unsur yang berupa fakta di tiap bagiannya, terutama pada tubuh berita. Dengan senantiasa meminimalkan aspek nonfaktual yang pada kecenderuangan akan menjadi sebuah opini.
Untuk itu, sebuah berita harus memuat "fakta" yang di dalamnya terkandung unsur-unsur 5W + 1H. Hal ini senada dengan apa yang dimaksudkan oleh Lasswell, salah seorang pakar komunikasi (Masri Sareb 2006: 38).
- Who - siapa yang terlibat di dalamnya?
- What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
- Where - di mana terjadinya peristiwa itu?
- Why - mengapa peristiwa itu terjadi?
- When - kapan terjadinya?
- How - bagaimana terjadinya?
Tidak hanya sebatas berita, bentuk jurnalistik lain, khususnya dalam media cetak, adalah berupa opini. Bentuk opini ini dapat berupa tajuk rencana (editorial), artikel opini atau kolom (column), pojok dan surat pembaca.
Sumber Berita
Hal penting lain yang dibutuhkan dalam sebuah proses jurnalistik adalah pada sumber berita. Ada beberapa petunjuk yang dapat membantu pengumpulan informasi, sebagaimana diungkapkan oleh Eugene J. Webb dan Jerry R. Salancik (Luwi Iswara 2005: 67) berikut ini.
- Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita.
- Proses wawancara.
- Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik.
- Partisipasi dalam peristiwa.
Kiranya tulisan singkat tentang dasar-dasar jurnalistik di atas akan lebih membantu kita saat mengerjakan proses kreatif kita dalam penulisan jurnalistik.
Sumber bacaan:
Drs.As Haris Sumadiria,M.Si. 2008 “Jurnalistik Indonesia : Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalistik Profesional
Budiman, Kris. 2005. "Dasar-Dasar Jurnalistik: Makalah yang disampaikan dalam Pelatihan Jurnalistik -- Info Jawa 12-15 Desember 2005. Dalam www.infojawa.org.
Ishwara, Luwi. 2005. "Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar". Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Putra, R. Masri Sareb. 2006. "Teknik Menulis Berita dan Feature". Jakarta: Indeks
Dasar-dasar Jurnalistik, 2007 Kristina Dwi Lestari